Paradigma Kader Bangsa
Kader bangsa merupakan
calon penerus bangsa yang diharapkan untuk bisa meneruskan perjuangan bangsa.
Dan mulai sejak dahulu sampai sekarang ini mahasiswa merupakan penggerak di
masyarakat. Dahulu, banyak pergerakan-pergerakan yang dilakukan oleh pemuda-pemuda
Indonesia. Dan pemuda tersebut merupakan para mahasiswa. Hingga sekarang,
banyak sekali demo-demo yang dilakukan oleh mahasiswa. Para mahasiswa berdemo
dengan alasan membela rakyat. Tapi pada kenyataannya para mahasiswa demo tanpa
mengetahui tujuan dan essensi. Para mahasiswa hanya ikut berorasi dan
ujung-ujungnya melakukan anarkisme. Seperti bakar ban, rusuh dan membuat
kegaduhan di jalan raya. Dan akibatnya, jalan menjadi macet dan tak jarang
hingga menimbulkan korban luka maupun jiwa. Para mahasiswa melupakan tujuan
mereka untuk menyampaikan aspirasi. Mereka juga melupakan etika untuk
menyampaikan pendapat dengan cara yang baik tapi di dengarkan oleh pemerintah.
Coba pikirkan, jika mahasiswa menyampaikan aspirasinya dengan cara anarkis,
apakah pemerintah akan mendengarkan? Orang yang anarkis akan dianggap
mengedepankan emosi jiwa tanpa tahu seluk beluk masalahnya. Sehingga tidak akan
didengarkan aspirasinya. Sebaiknya menyampaikan aspirasi dengan melakukan orasi
yang sopan dan beretika. Itu akan lebih efektif dan didengarkan oleh
pemerintah.
Setelah membahas
mahasiswa sekarang menuju ke mahasiswa kesehatan. Di semua universitas,
kebanyakan mahasiswa kesehatan selalu dianggap sebagai mahasiswa yang pasif
dalam pergerakan mahasiswa. Mahasiswa kesehatan dianggap kurang berkontribusi
dalam memperjuangkan hak-hak rakyat dengan turun ke jalan. Karena mahasiswa
kesehatan jarang mengikuti demo-demo yang dilakukan mahasiswa pada umumnya.
Padahal sebenarnya, mahasiswa kesehatan memiliki cara tersendiri untuk memperjuangkan
hak rakyat. Mahasiswa kesehatan sadar, bahwa setiap mahasiswa diberi subsidi
dari pemerintah tidak kurang dari 2 juta persemester dan subsidi tersebut dari
uang rakyat. Sehingga secara tidak langsung, setiap mahasiswa memiliki tanggung
jawab untuk memberikan kontribusi timbal balik ke rakyat dengan memberikan yang
terbaik untuk rakyat. Sebagai mahasiswa kesehatan kita sadar akan hal itu, dan
oleh karena itu mahasiswa kesehatan harus belajar dengan sungguh-sungguh agar
nantinya bisa meningkatkan kualitas kesehatan di Indonesia dan dapat memberikan
pelayanan yang terbaik untuk rakyat yang telah memberikan subsidinya. Maka dari
itu mahasiswa kesehatan memilih untuk tetap belajar dan tidak ikut serta dalam
kegiatan demo-demo yang kurang efektif.
Sebenarnya,
mahasiswa kesehatan juga pernah mengikuti demo-demo seperti itu. Tapi mahasiswa
kesehatan memilah-milah demo apa yang sekiranya penting dan beressensi. Maka
dari itu di bentuk departemen Kajian dan Strategi dalam Lembaga Bada Eksekutif
Mahasiswa. Departemen Kajian dan Strategi juga di sebut dengan Departemen
KASTRAT. Departemen KASTRAT dibentuk untuk mengkaji tentang isu-isu yang ada di
kolegium. Dan membentuk strategi yang terbaik untuk kolegium, khususnya di
Fakultas Kedokteran, Universitas Brawijaya. Salah satu tujuan BEM FKUB
membentuk departemen KASTRAT yaitu yang telah dijelaskan tadi, untuk mengkaji
apa demo-demo tersebut perlu dilakukan oleh mahasiswa kesehatan apa tidak.
Misalnya saja mahasiswa kesehatan ikut dalam demo memperingati hari buruh,
pasti tidak sesuai dan tidak sinkron dengan bidangnya. Beda halnya dengan
mahasiswa kesehatan ikut demo memperingati hari bebas tembakau. Pasti akan
lebih beressensi dan lebih berguna. Maka dari itu, perlu adanya departemen
KASTRAT. Walaupun departemen KASTRAT kerjanya tidak terlihat, tapi sebenarnya
departemen KASTRAT juga ikut berkontribusi dalam kemajuan kolegium.
0 komentar:
Posting Komentar