Diberdayakan oleh Blogger.

Para Kastrater BEM FKUB 2013

Para Kastrater BEM FKUB 2013

Paradigma Seorang Katrater


"Saya ingin melihat mahasiswa-mahasiswa, jika sekiranya ia mengambil keputusan yang mempunyai arti politis, walau bagaimana kecilnya, selalu didasarkan atas prinsip-prinsip yang dewasa. Mereka yang berani menyatakan benar sebagai kebenaran, dan salah sebagai kesalahan. Dan tidak menerapkan kebenaran atas dasar agama, ormas, atau golongan apapun"
                                                                                                       (So Hok Gie)

Bila mendengar kata kastrat, yang terbesit di benak kita tentu adalah mahasiswa yang memiliki idealis super dan jiwa politis yang tinggi.  Mahasiswa utamanya yang menjadi anggota kastrat selalu mendapatkan ekspektasi yang tinggi dari publik untuk selalu berpikir kritis dan suka ngompor-ngompori untuk menuntut adanya perubahan. Namun ternyata kontribusi yang diberikan oleh kastrat tidak sebesar ekspektasi yang diharapkan.



Bila fakta yang terjadi seperti ini, sekarang yang menjadi pertanyaan adalah mengapa kastrat harus ada??? Banyak statement-statement yang menyatakan bahwa “kastrat itu useless”. Tapi menurut kami, pendapat tersebut “absolutely wrong!!”. Tidakkah anda tahu ?? kalo tugas dari kastrat BEM adalah mencari permasalahan dan isu isu yang terjadi di kolegium, kemudian mengkaji dan memberikan rekomendasi atas permasalahan dan isu-isu tersebut. Kalo nggak ada kastrat, siapa yang mau peduli dengan masalah dan isu-isu tersebut????? Kastrat sekaligus juga menjawab kebutuhan seorang mahasiswa sejati, mahasiswa yang perlu bersikap, dan kastrat memegang peranan penting untuk mempengaruhi atau tidak mempengaruhi.


Mahasiswa utamanya mahasiswa FK adalah “event organizer” pintar dan cerdas yang mampu mengadakan acara besar dengan biaya dan fasilitas mewah, namun berapa banyak panitia yang tahu latar belakang, arak gerak, dan tujuan dari acara tersebut ??? Mungkin hanya 2-3 orang, atau bahkan tidak ada sama sekali yang tahu. Mengapa hal ini bisa terjadi??? Mahasiswa FK bukanlah seorang mahasiswa pergerakan yang hampir pasti tidak tahu esensi dari hal-hal yang mereka lakukan. Tidak ada lagi mahasiswa FK macam dr Soetomo, dr Rajiman, dan dr Soecipto yang tahu tujuan serta esensi dari pergerakan yang mereka lakukan, yakni untuk kemerdekaan Indonesia.


Dalam buku “Catatan Seorang Demonstran” diceritakan seorang pemuda bernama So Hok Gie yang merekrut golongan-golongan intelektual untuk memecahkan persoalan yang mendera negeri pada era tersebut, namun apa yang terjadi ?? Mereka tidak dapat melakukannya dengan baik, karena mereka tidak tahu inti dan latar belakang dari masalah tersebut. Hal ini hampir-hampir sama seperti yang dialami mahasiswa FKUB saat ini. Di sini peran Kastrat adalah  harus mampu menyebarkan virus perubahan di bumi tandus FKUB. Karena itu diperlukan kastrat-kastrat yang dapat melakukan tugas tersebut. Bagaimana bisa seorang kastrat sedemikian rupa mampu menjawab ekspektasi yang begitu tinggi dari public dan mampu membawa perubahan di bumi tandus FKUB????

Inilah jawabannya

Seorang kastrat harus..


   
  Seorang kastrat bukanlah seorang dewa, juga bukan seorang magician yang bisa melakukan perubahan dalam sekejap mata. Seorang kastrat harus mau belajar dan dibina, kemudian apa yang telah dipelajarinya direfleksikan ke dalam kehidupan nyata, barulah lama kelamaan akan terbentuk jiwa kastrat yang sejati.

0 komentar:

Posting Komentar